Sebagai bukti bahwa ulang tahun adalah tradisi paganisme, Firaun merayakan hari lahirnya sebagaimana terdapat keterangan di dalam injil Kejadian 40:20:
Dan terjadilah pada hari ketiga, HARI KELAHIRAN Firaun, maka Firaun mengadakan perjamuan untuk semua pegawainya. Ia meninggikan kepala juru minuman dan kepala juru roti itu di tengah-tengah para pegawainya. [Injil ; Kejadian 40:20]
Pada masa Herodes acara ulang tahun dimeriahkan sebagaimana tertulis dalam Injil Matius 14:6;
Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada HARI ULANG TAHUNNYA mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. (Markus 6:21)
Orang Nasrani yang
pertama kali mengadakan pesta ulang tahun adalah orang Nasrani
Romawi. Beberapa batang lilin dinyalakan sesuai dengan usia orang yang berulang tahun. Sebuah kue ulang tahun dibuatnya dan dalam
pesta itu, kue besar dipotong dan lilinpun ditiup. (Baca buku :Parasit Aqidah.
A.D. El. Marzdedeq, Penerbit Syaamil, hal. 298)
Sudah menjadi kebiasaan
kita mengucapkan selamat ulang tahun kepada keluarga maupun
teman, sahabat pada hari ULTAHnya. Bahkan tidak sedikit yang aktif dakwah
(ustadz dan ustadzah) pun turut larut dalam tradisi jahiliyah ini.
Sedangkan kita sama-sama
tahu bahwa tradisi ini tidak pernah diajarkan oleh Nabi kita yang mulia
MUHAMMAD Shalallah Alaihi Wasallam, dan kita ketahui Rasulullah adalah orang
yang paling mengerti cara bermasyarakat, bersosialisasi, paling tahu bagaimana
cara menggembirakan para sahabat-sahabatnya. Rasulullah paling mengerti
bagaimana cara mensyukuri hidup dan kenikmatannya. Rasulullah paling mengerti
bagaimana cara menghibur orang yang sedang bersedih. Rasulullah adalah orang
yang paling mengerti CARA BERSYUKUR dalam setiap hal yang di dalamnya ada rasa
kegembiraan. Adapun tradisi ULANG TAHUN ini merupakan tradisi
orang-orang Yahudi, Nasrani dan kaum paganism, maka Rasulullah memerintahkan
untuk menyelisihinya. Apakah Rasulullah pernah melakukannya ? Apakah para
sahabat Rasululah pernah melakukannya ? Apakah para Tabi'in dan Tabiut tabi'in
pernah melakukannya ? Padahal Herodes sudah hidup pada jaman Nabi Isa. Apakah
Rasulullah mengikuti tradisi ini ? Apakah 3 generasi terbaik dalam Islam
melakukan ritual paganisme ini ?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sebaik-baik umat manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian
orang-orang yang mengikuti mereka (tabi’in) dan kemudian orang-orang yang
mengikuti mereka lagi (tabi’ut tabi’in).” (Muttafaq ‘alaih)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Janganlah kalian mencela seorang pun di antara para sahabatku.
Karena sesungguhnya apabila seandainya ada salah satu di antara kalian yang
bisa berinfak emas sebesar Gunung Uhud maka itu tidak akan bisa menyaingi infak
salah seorang di antara mereka; yang hanya sebesar genggaman tangan atau bahkan
setengahnya saja.” (Muttafaq ‘alaih)
Rasulullah pernah bersabda:
"Kamu akan mengkuti cara hidup orang-orang sebelum kamu,
sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk
kedalam lobang biawak kamu pasti akan memasukinya juga". Para sahabat
bertanya,"Apakah yang engkau maksud adalah kaum Yahudi dan Nasrani wahai
Rasulullah?"Rasulullah menjawab:"Siapa lagi jika bukan mereka?!".
Rasulullah bersabda:
“ Man tasabbaha biqaumin fahua minhum” (Barang siapa yang
menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka."( HR. Ahmad dan
Abu Daud dari Ibnu Umar).
Allah berfirman;
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu
hingga kamu mengikuti agama mereka. (QS. Al Baqarah : 120)
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran , pengelihatan, dan hati,
semuannya itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Isra’:36)
"... dan kamu mengatakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu
ketahui sedikitpun juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal
dia pada sisi Allah adalah besar." (QS. an-Nuur: 15)
Janganlah kita
ikut-ikutan, karena tidak mengerti tentang sesuatu perkara. Latah ikut-ikutan
memperingati Ulang Tahun, tanpa mengerti darimana
asal perayaan tersebut.
Ini penjelasan Nabi
tentang sebagian umatnya yang akan meninggalkan tuntunan beliau dan lebih
memilih tuntunan dan cara hidup diluar Islam. Termasuk juga diantaranya adalah
peringatan perayaan ULTAH, meskipun ditutupi dengan label SYUKURAN, SELAMATAN
atau ucapan selamat MILAD atau Met MILAD seakan-akan kelihatan lebih Islami.
Ingatlah ! Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasul.
“Barangsiapa beramal
dengan suatu amalan yang "tidak ada perintah dari kami padanya" maka
amalan tersebut TERTOLAK (yaitu tidak diterima oleh Allah).” [HR. Muslim]
Rasulullah, para sahabat,
tabi'in dan tabiut tabi'in adalah orang yang PALING MENGERTI AGAMA ISLAM.
Mereka tidak mengucapkan dan tidak memperingati Ulang Tahun, walaupun mungkin
sebagian manusia menganggapnya baik.
Pahamilah
"Kaidah" yang agung ini;
"Lau Kaana Khairan
Lasabaquuna ilaihi"
SEANDAINYA PERBUATAN ITU
BAIK, MAKA RASULULLAH, PARA SAHABAT, TABI'IN DAN TABIUT TABI'IN PASTI MEREKA
LEBIH DAHULU MENGMALKANNYA DARIPADA KITA.
Karena mereka paling tahu
tentang nilai sebuah kebaikan daripada kita yang hidup di jaman sekarang ini.
Jika kita mau merenung
apa yang harus dirayakan atau disyukuri BERKURANGNYA usia kita? Semakin
dekatnya kita dengan KUBUR? SUDAH SIAPKAH kita untuk itu? Akankah kita bisa
merayakannya tahun depan?
Allah berfirman :
“Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri MEMPERHATIKAN apa
yang telah diperbuatnya UNTUK HARI ESOK (akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.
Al-Hasyr: 18)
Seorang muslim dia
dituntut untuk MUHASABAH setiap hari, karena setiap detik yang dilaluinya TIDAK
akan pernah kembali lagi sampai nanti dipertemukan oleh ALLAH pada hari
penghisaban , yang tidak ada yang bermanfaat pada hari itu baik anak maupun
harta kecuali orang yang menghadap ALLAH dengan membawa hati yang ikhlas dan
amal yang soleh.
Jadi, alangkah baiknya
jika tradisi jahiliyah ini kita buang jauh-jauh dari diri kita, keluarga dan
anak-anak kita dan menggantinya dengan tuntunan yg mulia yang diajarkan oleh
Rasulullah.
“Sebaik-baik umat manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian
orang-orang yang mengikuti mereka (tabi’in) dan kemudian orang-orang yang
mengikuti mereka lagi (tabi’ut tabi’in).” (Muttafaq ‘alaih)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Janganlah kalian mencela seorang pun di antara para sahabatku.
Karena sesungguhnya apabila seandainya ada salah satu di antara kalian yang
bisa berinfak emas sebesar Gunung Uhud maka itu tidak akan bisa menyaingi infak
salah seorang di antara mereka; yang hanya sebesar genggaman tangan atau bahkan
setengahnya saja.” (Muttafaq ‘alaih)
Rasulullah pernah bersabda:
"Kamu akan mengkuti cara hidup orang-orang sebelum kamu,
sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk
kedalam lobang biawak kamu pasti akan memasukinya juga". Para sahabat
bertanya,"Apakah yang engkau maksud adalah kaum Yahudi dan Nasrani wahai
Rasulullah?"Rasulullah menjawab:"Siapa lagi jika bukan
mereka?!".
Rasulullah bersabda:
“ Man tasabbaha biqaumin
fahua minhum” (Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk
golongan mereka."( HR. Ahmad dan Abu Daud dari Ibnu Umar).
Allah berfirman;
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu
hingga kamu mengikuti agama mereka. (QS. Al Baqarah : 120)
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran , pengelihatan, dan hati, semuannya itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Isra’:36)
"... dan kamu mengatakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikitpun juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar." (QS. an-Nuur: 15)
Janganlah kita ikut-ikutan, karena tidak mengerti tentang sesuatu perkara. Latah ikut-ikutan memperingati Ulang Tahun, tanpa mengerti darimana asal perayaan tersebut.
Ini penjelasan Nabi tentang sebagian umatnya yang akan meninggalkan tuntunan beliau dan lebih memilih tuntunan dan cara hidup diluar Islam. Termasuk juga diantaranya adalah peringatan perayaan ULTAH, meskipun ditutupi dengan label SYUKURAN, SELAMATAN atau ucapan selamat MILAD atau Met MILAD seakan-akan kelihatan lebih Islami.
Ingatlah ! Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasul.
“Barangsiapa beramal dengan suatu amalan yang "tidak ada perintah dari kami padanya" maka amalan tersebut TERTOLAK (yaitu tidak diterima oleh Allah).” [HR. Muslim]
Rasulullah, para sahabat, tabi'in dan tabiut tabi'in adalah orang yang PALING MENGERTI AGAMA ISLAM. Mereka tidak mengucapkan dan tidak memperingati Ulang Tahun, walaupun mungkin sebagian manusia menganggapnya baik.
Pahamilah "Kaidah" yang agung ini;
"Lau Kaana Khairan Lasabaquuna ilaihi"
SEANDAINYA PERBUATAN ITU BAIK, MAKA RASULULLAH, PARA SAHABAT, TABI'IN DAN TABIUT TABI'IN PASTI MEREKA LEBIH DAHULU MENGMALKANNYA DARIPADA KITA. Karena mereka paling tahu tentang nilai sebuah kebaikan daripada kita yang hidup di jaman sekarang ini.
Jika kita mau merenung apa yang harus dirayakan atau disyukuri BERKURANGNYA usia kita? Semakin dekatnya kita dengan KUBUR? SUDAH SIAPKAH kita untuk itu? Akankah kita bisa merayakannya tahun depan?
Allah berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri MEMPERHATIKAN apa yang telah diperbuatnya UNTUK HARI ESOK (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)
Seorang muslim dia
dituntut untuk MUHASABAH setiap hari, karena setiap detik yang dilaluinya TIDAK
akan pernah kembali lagi sampai nanti dipertemukan oleh ALLAH pada hari
penghisaban , yang tidak ada yang bermanfaat pada hari itu baik anak maupun
harta kecuali orang yang menghadap ALLAH dengan membawa hati yang ikhlas dan
amal yang soleh.
Jadi, alangkah baiknya jika tradisi jahiliyah ini kita buang jauh-jauh dari diri kita, keluarga dan anak-anak kita dan menggantinya dengan tuntunan yg mulia yang diajarkan oleh Rasulullah.